Penyakit sapi gila

Penyakit sapi gila
Sapi dengan BSE yang tidak mampu berdiri.
Informasi umum
Nama lainMad cow disease, bovine spongiform encephalopathy (BSE)
SpesialisasiKedokteran hewan
PenyebabPrion[1]
Aspek klinis
Gejala dan tandaPerilaku abnormal, kesulitan berjalan, penurunan berat badan, tak mampu bergerak[2]
Awal muncul4-5 tahun setelah paparan[3]
DiagnosisBerdasarkan tanda klinis, konfirmasi dengan pemeriksaan otak[2]
Tata laksana
PencegahanMencegah produk tertentu dimakan oleh hewan[4]
PrognosisKematian dalam beberapa pekan hingga bulan[3]

Penyakit sapi gila (bahasa Inggris: mad cow disease atau bovine spongiform encephalopathy, disingkat BSE) adalah penyakit sistem saraf pada sapi yang tergolong dalam kelompok ensefalopati spongiform menular. Penyakit ini disebabkan oleh prion, yaitu partikel protein yang bersifat infeksius. Infeksi prion membuat otak sapi berlubang seperti spons sehingga kondisinya disebut spongiform.

Sapi yang menderita BSE akan mengalami penurunan kondisi secara progresif. Tanda klinis yang terlihat di antaranya berperilaku agresif, penurunan berat badan, gangguan saraf seperti kesulitan berjalan, tak mampu bergerak, ataksia, tremor, dan berakhir pada kematian. Penyakit sapi gila dianggap zoonosis karena diasumsikan terkait dengan varian penyakit Creutzfeldt-Jakob (vCJD) pada manusia.[5]

Distribusi

Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) membuat tiga kategori untuk suatu negara dan zona berdasarkan status risiko mereka terhadap penyakit sapi gila, yaitu negara/zona dengan risiko BSE yang dapat diabaikan (negligible BSE risk), risiko BSE yang terkendali (controlled BSE risk), dan risiko yang belum ditentukan (undetermined BSE risk).[5] Negara dengan risiko BSE yang dapat diabaikan di antaranya Australia, Amerika Serikat, Brasil, India, dan Selandia Baru, sedangkan negara dengan risiko BSE yang terkendali di antaranya Kanada dan Prancis.[6][7] Indonesia tergolong negara dengan status BSE yang belum ditentukan. Namun, pada tahun 2002 Pemerintah Indonesia telah menyatakan negara Indonesia tetap bebas dari penyakit sapi gila.[8]

Diagnosis

Sebagai diagnosis banding, semua jenis gangguan saraf pada sapi perlu dipertimbangkan, seperti ensefalitis infeksius, gangguan metabolik (ketosis, hipomagnesemia), toksikosis, neoplasia, atau trauma.[9] Hingga saat ini, belum ada metode yang bisa dipakai untuk mendeteksi BSE pada sapi yang masih hidup.

Diagnosis dimulai dari dugaan penyakit secara klinis, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan pascamati untuk mendeteksi perubahan histopatologis atau akumulasi protein prion (PrPSc) pada hewan terduga.[10] Partikel PrPSc telah diterima secara luas sebagai penanda penyakit BSE yang konsisten.[10] Pemeriksaan imunohistokimia dan blot Western merupakan metode yang sesuai untuk mendiagnosis penyakit sapi gila.[5][11] Di samping itu, dapat pula dilakukan uji cepat seperti rapid Western immunoblot, lateral flow assays, dan ELISA untuk uji tapis pada sampel dengan jumlah besar.[11]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "About BSE BSE (Bovine Spongiform Encephalopathy) Prion Diseases". CDC (dalam bahasa Inggris). 2 October 2018. Diakses tanggal 26 October 2018. 
  2. ^ a b Casalone, C; Hope, J (2018). Atypical and classic bovine spongiform encephalopathy. Handbook of Clinical Neurology. 153. hlm. 121–134. doi:10.1016/B978-0-444-63945-5.00007-6. ISBN 9780444639455. PMID 29887132. 
  3. ^ a b "Bovine spongiform encephalopathy". WHO. November 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-18. Diakses tanggal 27 October 2018.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ "Control Measures BSE (Bovine Spongiform Encephalopathy) Prion Diseases". CDC (dalam bahasa Inggris). 2 October 2018. Diakses tanggal 27 October 2018. 
  5. ^ a b c "Bovine spongiform encephalopathy (BSE)". www.oie.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-04. 
  6. ^ "Map of BSE official status". www.oie.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-04. 
  7. ^ "List of Member Countries with a BSE risk status". www.oie.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-04. 
  8. ^ Kementerian Pertanian RI (2002). Keputusan Menteri Pertanian Nomor 667/Kpts/TN.530/10/2002 tentang Pernyataan Negara Indonesia Tetap Bebas dari Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE). Jakarta: Kementerian Pertanian RI. 
  9. ^ OIE Manual 2018, hlm. 1047.
  10. ^ a b OIE Manual 2018, hlm. 1048.
  11. ^ a b OIE Manual 2018, hlm. 1053.

Buku dan dokumen

  • Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (2018), Chapter 3.4.5. Bovine Spongiform Encephalopathy (PDF), OIE Terrestrial Manual, World Organisation for Animal Health 
  • Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (28 Juni 2019), Chapter 11.4. Bovine Spongiform Encephalopathy (PDF), OIE Terrestrial Animal Health Code, World Organisation for Animal Health 
  • Spickler, Anna Rovid (2016). Bovine Spongiform Encephalopathy (PDF). CFSPH Technical Disease Fact Sheets. The Center for Food Security and Public Health, Iowa State University. 


  • l
  • b
  • s
  • l
  • b
  • s
PHMS yang telah ada di Indonesia
PHMS yang belum ada di Indonesia
  • l
  • b
  • s
  • l
  • b
  • s
HPHK Golongan I
Penyakit prion
  • Penyakit sapi gila
  • Skrapi
Penyakit viral
Penyakit bakterial
  • Agalaksia menular
  • Aktinomikosis sapi
  • American foulbrood
  • Bruselosis kambing dan bruselosis domba
  • Epididimitis domba
  • European foulbrood
  • Heartwater
  • Ingus jahat
  • Ingus tenang
  • Kampilobakteriosis
  • Metritis kuda menular
  • Pleuropneumonia kambing menular
  • Pleuropneumonia sapi menular
  • Rhinitis atropik babi
  • Septisemia Yersinia pseudotuberkulosis
  • Tularemia
Penyakit parasitik
  • Akarapisosis lebah madu
  • Dourin
  • Infestasi lalat sekrup Dunia Baru (miasis)
  • Infestasi kumbang sarang lebah kecil
  • Infestasi Tropilaelaps lebah madu
  • Leismaniasis
  • Trikomoniasis
  • Varroosis lebah madu
  • l
  • b
  • s
HPHK Golongan II
Penyakit viral
Penyakit bakterial
Penyakit fungal
Penyakit parasitik