Penyakit mata

Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular. Jika penyakit mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa menular, sedangkan jika penyebabnya alergi tidak akan menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-macam penyakit mata ini pun berbeda tergantung penyebabnya. Berikut ini beragam penyakit mata yang perlu diketahui

Jenis- jenis Penyakit Mata

Miopia

Miopia atau rabun jauh terjadi dikarenakan cahaya yang masuk ke dalam mata, jatuh di depan retina mata. Kondisi ini dapat disebabkan oleh struktur panjang bola mata yang terlalu panjang ataupun kemampuan mata yang terlalu kuat dalam memfokuskan cahaya, sehingga obyek yang jauh tampak buram. Pada umumnya kondisi ini dapat terjadi dikarenakan faktor keturunan, kelahiran prematuritas dan gaya hidup. Kacamata dengan lensa negatif atau minus membantu memfokuskan kembali cahaya tepat di saraf mata.[1]

Hipermetropi

Hipermetropi atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata saat sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Pada hipermetropia sinar sejajar difokuskan di belakang makula lutea.[2]

Presbiopi

Presbiopi atau mata tua adalah kondisi mata yang secara perlahan kehilangan kemampuan untuk fokus dengan cepat pada objek yang dekat. Presbiopi umumnya akan muncul di usia 40 tahun dan terus berkembang hingga usia 65 tahun. Hal ini berkaitan dengan kemampuan lensa mata yang dikelilingi oleh otot yang bersifat elastis. Otot-otot ini dapat mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan cahaya agar jatuh tepat di retina dan seiring bertambahnya usia, otot di sekitar lensa mata akan kehilangan kemampuan elastisitasnya dan mengeras yang mengakibatkan lensa mata tidak dapat membelokkan cahaya dengan benar untuk memfokuskannya pada retina.[3]

Buta warna

Buta warna adalah tidak mampu melihat warna. Jika seseorang mengalami buta warna, mereka akan sulit untuk membedakan warna-warna tertentu seperti warna merah dan hijau atau warna biru dan kuning. Hal ini terjadi dikarenakan sel kerucut atau sel -sel saraf yang ada pada mata yang terdiri atas tiga jenis. Ketiganya menyerap berbagai panjang gelombang cahaya, dengan masing-masing kerucut bereaksi terhadap warna merah, hijau, dan biru. Kerucut mengirimkan informasi ke otak untuk membedakan warna.[4].

Katarak

Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram karena mengeruhnya lensa mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia). Astigmatis = ketidakaturan lengkung - lengkung permukaan mata yang berakibat cahaya tidak fokus pada satu titik retina (bintik kuning). Dapat dibantu dengan kacamata silinder/operasi bedah refraktif.

Rabun senja

Rabun senja adalah penyakit mata yang disebabkan karena mata kekurangan vitamin A. Penderita biasanya tidak bisa melihat pada saat sore hari saja.

Konjungtivitis (menular)

Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan yang menginfeksi di bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, berair, terasa nyeri, gatal, penglihatan kabur, dan keluar kotoran. Penyakit ini mudah menular dan bisa berlangsung berbulan-bulan. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, angin, bulu atau asap), pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu panjang dan kurang bersih. Bayi pun bisa mengalami sakit mata, hanya penyebabnya berbeda yaitu karena infeksi ketika melewati jalan lahir. Pada bayi, penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal dan umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri penyebabnya. Jika Anda atau keluarga mengalami penyakit ini, lakukan penanganannya dengan cara berikut: Kompres mata dengan air hangat Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika seseui resep dokter. Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar iritasi tidak tambah parah. Cegah penularan penyakit ke orang lain dengan memisahkan alat-alat yang digunakan oleh Anda dan keramaian orang-orang.

Trakoma (menular)

Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, khususnya di negara berkembang. Memiliki gejala: mata memerah, mengeluarkan kotoran, pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening serta kornea terlihat keruh.

Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)

Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Memiliki gejala mata merah, berair, kelopak mata bengkak, gatal, dan adanya kotoran mata. KV merupakan peradangan yang berulang atau musimam dan penderitanya cenderung kambuh, khususnya di musim panas. Kadang ada penderita KV yang mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea sehingga menyebabkan nyeri yang akut.

Penanganannya dengan cara berikut:

Jangan menyentuh atau menggosok mata karena bisa menyebabkan iritasi. Kompres mata dengan air hangat. Dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata.

Endoftalmitis

Infeksi luas pada lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata bernanah. Gejalanya mata merah, terasa nyeri bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan. Penyebab biasanya karena mata tertusuk sesuatu.

Penanganan:

Obat antibiotika biasanya akan diberikan oleh dokter mata Dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah yang ada di bola mata.

Selulitis Orbita (SO)

Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata seakan menonjol dan bengkak, serta demam. Pada anak-anak, SO sering terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi berasal dari gigi. Dokter biasanya akan melakukan rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus untuk memastikan penyebabnya. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit bisa berakibat fatal, seperti buta, infeksi otak atau pembekuan darah di otak. Berikut penanganan yang bisa Anda lakukan: Jika kasus tergolong ringan, dapat diberikan antibiotika secara oral. Pada kasus berat akan diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau melakukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah atau mengeringkan sinus yang terinfeksi.

Blefaritis

Peradangan yang terjadi pada kelopak mata akibat produksi minyak berlebihan dan berasal dari lapisan mata. Memiliki gejala berupa mata merah, panas, nyeri, gatal, berarti terdapat luka di bagian kelopak mata dan membengkak, bahkan rontoknya bulu mata. Blefaritis terbagi dua jenis, yaitu blefaritis anterior (peradangan mata bagian luar depan yaitu di melekatnya bulu mata, disebabkan bakteri Stafilokokus) dan blefaritis posterior (peradangan di kelopak mata bagian dalam, bagian kelopak mata dan bersentuhan dengan mata, disebabkan adanya kelainan pada kelenjar minyak).

Dakrosistitis

Penyakit mata yang disebabkan penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung). Penyumbatan menyebabkan infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bisa mengeluarkan nanah, kotoran mata, dan mengalami demam.

Ulkus Kornea (UK)

Infeksi pada kornea bagian luar dan biasanya terjadi akibat jamur, virus, protozoa, atau beberapa jenis bakteri seperti Stafilokokus, Pseudomonas atau Pneumokokus. Awalnya bisa karena kelilipan atau tertusuk benda asing. Penyakit ini bisa terjadi di seluruh permukaan kornea sampai bagian dalam dan belakang kornea. Ketika penyakit ini memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. Memiliki gejala mata merah, gatal, berair, nyeri, muncul kotoran mata, peka pada cahaya, terdapat bintik nanah warna kuning keputihan pada bagian kornea, dan gangguan penglihatan.

Degenerasi Makula[5]

Pada orang yang berusia di atas 65 tahun, kebutaan permanen mungkin saja terjadi. Penyebabnya adalah degenerasi makula yang dapat mengganggu penglihatan fungsional Anda.

Makula adalah bagian dari retina yang berfungsi untuk mengatur fokus pandangan. Selain usia, degenerasi makula bisa disebabkan oleh diabetes, merokok, obesitas, dan hipertensi.

Referensi

  1. ^ FATONI, CHAVID SYUKRI (2019- 08-28). "Rabun Jauh atau Miopia". RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo. Diakses tanggal 9 April 2023.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
  2. ^ Ilyas, S (2017). Ilmu Penyakit Mata, Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. ISBN 9789794968246.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ Makarim, Fadhli Rizal (23 Juni 2022). "Presbiopi". Halodoc. Diakses tanggal 9 april 2023.  Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan)
  4. ^ K.H, Febriani (16 Maret 2022). "Apa Buta Warna Bisa Disembuhkan?". Ciputra Hospital. Diakses tanggal 9 April 2023. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-12. Diakses tanggal 2014-09-12. 
  • Penyakit mata
Adneksa
Kelopak mata
Inflamasi
  • Bintil
  • Kalazion
  • Blefaritis
  • Entropion
  • Ektropion
  • Lagoftalmus
  • Blefarokalasis
  • Ptosis
  • Blefarofmosis
  • Xantelasma
  • Ankiloblefaron
Bulu mata
  • Trikiasis
  • Madarosis
Aparatus lakrimalis
Orbita
  • Exoftalmus
  • Enoftalmus
  • Selulitis orbita
  • Limfoma orbita
  • Selulitis periorbita
Konjungtiva
Tunika fibrosa
Sklera
Kornea
  • Keratitis
    • herpes
    • akantamoeba
    • fungi
    • Exposure
    • Fotokeratitis
  • Ulkus kornea
  • Keratitis punctata superfisial Thygeson
  • Distrofi kornea
    • Fuchs
    • Meesmann
  • Ektasis kornea
    • Keratokonus
    • Degenerasi marjinal pelusida
    • Keratoglobus
    • Degenerasi marjinal Terrien
    • Ektasis pasca-LASIK
  • Keratokonjungtivitis
    • sika
  • Opasitas kornea
  • Revaskularisasi kornea
  • Cincin Kayser–Fleischer
  • Stria Haab
  • Arcus senilis
  • Keratopati pita
Tunika vaskuler
  • Uveitis
  • Uveitis intermediat
  • Hifema
  • Rubeosis iridis
  • Membran pupil persisten
  • Iridodialisis
  • Sinekia
Koroid
Lensa
  • Katarak
    • Katarak kongenital
    • Katarak pediatri
  • Afakia
  • Ectopia lentis
Retina
  • Retinitis
  • Ablasi retina
  • Retinoskisis
  • Sindrom iskemik okular / Oklusi vena retina sentral
  • Oklusi arteri retina sentral
  • Oklusi arteri retina cabang
  • Retinopati
  • Degenerasi makula
  • Retinitis pigmentosa
  • Perdarahan retina
  • Retinopati serosa sentral
  • Edema makula
  • Membran epiretina (Macular pucker)
  • Distrofi makula vitelliformis
  • Amaurosis kongenital Leber
  • Birdshot chorioretinopathy
Lain-lain
  • Glaukoma / Hipertensi okuler / Glaukoma juvenil primer
  • Floater
  • Neuropati optik herediter Leber
  • Mata merah
  • Ruptur globus
  • Keratomikosis
  • Phthisis bulbi
  • Persistent fetal vasculature / Persistent hyperplastic primary vitreous
  • Persistent tunica vasculosa lentis
  • Familial exudative vitreoretinopathy
Jalur
Saraf optik
Diskus optikus
  • Neuritis optik
    • Papillitis optik
  • Edema papil
    • Sindrom Foster Kennedy
  • Atrofi optik
  • Optic disc drusen
Neuropati optik
  • Iskemik
    • anterior (AION)
    • posterior (PION)
  • Kjer
  • herediter Leber
  • toksik dan nutrisional
Strabismus
Otot ekstraokuler
Penglihatan binokuler
Akomodasi
Strabismus paralitik
  • Oftalmoparesis
  • Oftalmoplegia external progresif kronis
  • Sindrom Kearns–Sayre
kelumpuhan
  • Saraf ketiga (III)
  • Saraf keempat (IV)
  • Saraf keenam (VI)
Strabismus lainnya
  • Esotropia / Eksotropia
  • Hipertropia
  • Heteroforia
    • Esoforia
    • Eksoforia
  • Cyclotropia
  • Sindrom Brown
  • Sindrom Duane
Binokuler lainnya
  • Conjugate gaze palsy
  • Convergence insufficiency
  • Oftalmoplegia internuklear
  • One and a half syndrome
Refraksi
Gangguan penglihatan
Kebutaan
  • Ambliopia
  • Amaurosis kongenital Leber
  • Diplopia
  • Skotoma
  • Buta warna
  • Niktalopia
    • Penyakit Oguchi
  • Kebutaan / Penurunan penglihatan / Gangguan visus
Anopsia
  • Hemianopsia
    • binasal
    • bitemporal
    • homonymous
  • Quadrantanopia
subyektif
  • Astenopia
  • Hemeralopia
  • Fotofobia
  • Scintillating scotoma
Pupil
  • Anisokoria
  • pupil Argyll Robertson
  • Pupil Marcus Gunn
  • Sindrom Adie
  • Miosis
  • Midriasis
  • Sikloplegia
  • Sindrom Parinaud
Lainnya
Infeksi
  • l
  • b
  • s
Klasifikasi penyakit menurut ICD-11
1A00–1H0Z
Penyakit infeksi atau parasitik
2A00–2F9Z
3A00–3C0Z
Penyakit darah atau organ pembentuk darah
4A00–4B4Z
Penyakit sistem imun
5A00–5D46
Penyakit endokrin, nutrisional, atau metabolik
6A00–6E8Z
Gangguan mental, perilaku, dan perkembangan saraf
7A00–7B2Z
Gangguan tidur
8A00–8E7Z
Penyakit sistem saraf
9A00–9E1Z
Penyakit sistem visual
AA00–AC0Z
Penyakit telinga atau tonjolan mastoideus
BA00–BE2Z
Penyakit sistem sirkulasi
CA00–CB7Z
Penyakit sistem pernapasan
DA00–DE2Z
Penyakit sistem pencernaan
EA00–EM0Z
FA00–FC0Z
Penyakit sistem muskuloskeletal atau jaringan ikat
GA00–GC8Z
Penyakit sistem kelamin dan perkencingan
HA00–HA8Z
Kondisi terkait kesehatan seksual
JA00–JB6Z
Kehamilan, persalinan, atau nifas
KA00–KD5Z
Kondisi yang berasal dari periode perinatal
LA00–LD9Z
Kelainan perkembangan
MA00–MH2Y
Gejala, tanda, atau temuan klinis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain
NA00–NF2Z
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lainnya akibat penyebab eksternal
PA00–PL2Z
Penyebab eksternal morbiditas atau mortalitas
Category Kategori • Commons page Commons
Pengawasan otoritas: Perpustakaan nasional Sunting ini di Wikidata
  • Amerika Serikat
  • Latvia
  • Republik Ceko