Intervensionisme (politik)

Intervensionisme adalah istilah untuk kebijakan aktivitas non-defensif (proaktif) yang dilakukan oleh sebuah negara-bangsa, atau yurisdiksi geopolitik yang lebih kecil atau besar, untuk memanipulasi sebuah ekonomi atau masyarakat. Penerapan istilah ini yang paling umum adalah intervensionisme ekonomi (intevensi oleh sebuah negara terhadap ekonominya sendiri), dan intevensionisme asing (intervensi sebuah negara terhadap masalah negara lain sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya).[1]

Sejarah

1800 - 1900

  • Peperangan Opium di Tiongkok tahun 1830-an sampai 1852 adalah proses intervensi oleh Dinasti Qing untuk menghentikan pasar penyelundupan opium Britania di kawasan pesisir Tiongkok. Imperium Britania, didorong ideologi perdagangan bebas oleh Adam Smith dan kerugian yang muncul, menanggapinya dengan intervensi militer untuk memaksa Dinasti Qing menandatangani perjanjian "bebas untuk kami" yang dikenal sebagai Traktat Nanking dan Traktat Tianjin.[2][3]

1900 - 1990

1990 - 2000

  • Perang Teluk - Intervensi asing multilateral oleh NATO dan Koalisi Perang Teluk.
  • Perang Kosovo - Intervensi asing multilateral oleh PBB, OSCE, dan NATO.

2000 - sekarang

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Robert Higgs and Carl P. Close, "Opposing the Crusader State: Alternatives to Global Interventionism", 2007 ISBN 978-1-59813-015-7
  2. ^ Giraldez, Arturo (2001) . "Book Review: The World That Trade Created: Society, Culture, and the World Economy, 1400 to the Present" Journal of World History vol12.2, 482-485 (online)
  3. ^ Hammond, Kenneth J. (2008) "From Yao to Mao: 5000 Years of Chinese History", The Teaching Company

Buku

  • Robert HiggsOpposing the Crusader State: Alternatives to Global Interventionism, The Independent Institute, 2007. ISBN 978-1-59813-015-7